Postingan

Risau NKRI - The Panas Dalam

Ayam tetangga masuk ke rumah. Mengirim setumpuk tai. Bapak mencoba tentramkan aku. Aku berkata tidak. Aku membakar bendera tetangga. Kobar api nyala membara. Mata bayar mata Nyawa bayar nyawa. Ee dibayar sama. Satu pun ayam aku tak punya. Aku datang ee sendiri. Tak bisa trima mereka berkata. Apa kau sudah gila. Aku berteriak. Kalian tak punya nyali. Tak berani datang sendiri. Malah kau utus ayam.

Kisah Penyerangan Polisi Ke Fans Shop Viking Persib Club

Segerombolan polisi menyerang Fans Shop Viking Persib Club yang terletak di Jalan Banda, tidak jauh dari Stadion Siliwangi Bandung tempat berlangsungnya laga antara Persib dan Arema yang diwarnai kericuhan, Minggu (23/1) malam WIB. Peristiwa penyerangan itu sendiri berlangsung setelah bubaran pertandingan. Berikut kisah penyerangan diceritakan kawan @ceperlangga melalui twitter. =============== Ada yg mau baca kronologis kebiadaban #ACAB porak porandakan VPCfanshop??--> tragagedi 23111 Peluit tanda berakhir'y pertandingan berakhir dgn hasil 1-1 ditiup wasit najamudin A̸̸N̸̸J̸̸I̸̸N̸̸G̸̸ Saya, @tata_bboelao @sandyxsm pun bergegas keluar dari tribun samping utara, kami ber3 keluar menuju jln banda *fanshop Tibalah kami di fanshop jln banda, saya bergegas membuka kunci. Lalu saya segera mencatat pembukuan yg tertunda #tragedi23111 Singkat cerita, 15 mnt saya berada di fanshop. Dtglah nandar viking cijerah yg membopong 2 cw dgn pelipis bocor dgn penuh darah #tragedi23111 Disitulah aw

Foto: Siliwangi Memanas

Gambar
Kisah negatif sepakbola Indonesia kembali tercatat di Bandung, Minggu (23/1) malam di Stadion Siliwangi Bandung. Apalagi kalau bukan kerusuhan yang mewarnai sebuah pertandingan. Laga Persib kontra Arema harus berhenti hingga nyaris satu jam. Hati panas, tangan terkepal, mulut berteriak, tapi otak ini masih bekerja, rasa prihatin itu ada. MIRIS lihat sepakbola Indonesia. Peristiwa ini hanyalah buah pahit dari kegagalan PSSI membina sepakbola di Indonesia. Berikut sedikit rekaman peristiwa:

Menghitung Kelopak Bunga - Persib Pindah Ke LPI Atau Bertahan Di ISL

Sebagai bobotoh Persib dan penikmat sepakbola nasional, tentu saja saya prihatin melihat situasi sepakbola nasional saat ini. Kompetisi sepakbola ada dua, yang satu sudah jelas bobrok di pihak lain menawarkan sesuatu yang baru tetapi butuh waktu panjang untuk bisa menghadirkan bukti sahih. Bagi saya, aksi Persib sejauh ini di musim kompetisi ISL 2010/11 jauh di bawah rata-rata (saya menggunakan catatan prestasi Persib tiga musim ke belakang) padahal secara materi, Maung Bandung sangat mentereng. Setidaknya lima plus satu pemain langganan timnas memperkuat klub, belum lagi materi pemain pelapis yang tak kalah menjanjikan, skill tinggi, muda dan bertenaga. Tetapi herannya para punggawa Persib seperti sulit mengembangkan permainan, (saya menyebutkan hal yang mencolok) lini belakang kesulitan mengatisipasi bola silang (masalah lama) umpan pemain sayap yang tak kunjung membaik hingga menumpulkan lini depan. Hanya sektor gelandang yang bisa diacungi jempol, itupun paling disematkan pada pema

Terimakasih GIMP...!!!

Gambar
Sempet khawatir juga migrasi ke Ubuntu, karena aplikasi2 yang tidak familiar. Hal tersebut semakin mendekati kenyataan karena mendapat tugas baru untuk mengubah ukuran photo. Hm... biasa pake adobe, sekarang pake apa? Setelah browsing dapet aplikasi bernama GIMP, konon aplikasi ini adalah pengganti Adobe Photoshop di Linux. Tak banyak basa-basi langsung install. Ternyata memakai GIMP ini cukup mudah, setidaknya untuk tugas mengubah ukuran photo, tidak ribet malah, karena saat kita memotong, ukuran potongan gambar yang nantinya di inginkan sudah langsung tampak di layar. Kerjaan pun yang tadinya agak ribet malah dimudahkan. Berikut screenshoot dari laman resmi GIMP. Buat yang ingin menginstall GIMP, langsung aja klik .

Just Regular Fans

Udah bosan liat penonton bola yang mengklaim ULTRAS, HOOLIGANS, DIE HARD, THIS AND THAT yang akhirnya EAT THAT...!!! hehehe... Sudah ah cukup, sekarang sih waktunya jadi regular fans saja. Berangkat ke stadion, beli tiket, masuk tertib, nonton tertib, sanjung tinggi nilai-nilai sportifitas dan kembali ke rumah untuk kemudian beraktifitas. Kayaknya sekarang sih gitu aja lah, gak perlu tambah bumbu-bumbu yang lain. Nakal dikit ok lah, tapi hanya sekedar saja, tidak berlebihan. Kadang konyol aja liat suporter yang harus berurusan sama polisi karena bawa senjata tajam atau alat-alat "perang" lainnya. Wadowww...!!! Mau nonton bola atau mau tawuran om? hahaha... Kita nikmati saja suguhan sepakbola yang sebetulnya carut marut itu. Gak usah ditambah bumbu yang lain-lain lah. Sepakbola kita itu udah sakit, jangan ditambah sakit...!!!