Menghitung Kelopak Bunga - Persib Pindah Ke LPI Atau Bertahan Di ISL

Sebagai bobotoh Persib dan penikmat sepakbola nasional, tentu saja saya prihatin melihat situasi sepakbola nasional saat ini. Kompetisi sepakbola ada dua, yang satu sudah jelas bobrok di pihak lain menawarkan sesuatu yang baru tetapi butuh waktu panjang untuk bisa menghadirkan bukti sahih.

Bagi saya, aksi Persib sejauh ini di musim kompetisi ISL 2010/11 jauh di bawah rata-rata (saya menggunakan catatan prestasi Persib tiga musim ke belakang) padahal secara materi, Maung Bandung sangat mentereng. Setidaknya lima plus satu pemain langganan timnas memperkuat klub, belum lagi materi pemain pelapis yang tak kalah menjanjikan, skill tinggi, muda dan bertenaga.

Tetapi herannya para punggawa Persib seperti sulit mengembangkan permainan, (saya menyebutkan hal yang mencolok) lini belakang kesulitan mengatisipasi bola silang (masalah lama) umpan pemain sayap yang tak kunjung membaik hingga menumpulkan lini depan. Hanya sektor gelandang yang bisa diacungi jempol, itupun paling disematkan pada pemain yang itu-itu juga, Eka Ramdani dan Hariono.

Lainnya, Persib adalah tim pertama di Indonesia yang mengganti pelatih hingga tiga kali dalam satu musim (CMIIW). Pertama saat mendatangkan pelatih Prancis Daniel-Darko Janackovic yang bernasib tragis karena harus pergi ketika tim dalam masa persiapan menghadapi kompetisi. Kemudian asisten pelatih Darko, Jovo Cuckovic naik pangkat, tetapi nasibnya tak jauh lebih baik hingga belum genap setengah musim berjalan, Persib sudah harus mendatangkan pelatih ketiga yaitu Daniel Roekito.

Menghadirkan tiga pelatih dalam satu musim bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan meski sebagai bobotoh saya harus saya meyakini keputusan ini diambil manajemen demi kebaikan tim.

Kembali ke persoalan sepakbola nasional yang kedatangan kompetisi baru dikaitkan dengan nasib Persib. "Nasib sial" tim dengan wasit selama ini telah menghadirkan rasa ketakutan di hati bobotoh yaitu kekuatan Persib akan membaik, tetapi tetap sulit berprestasi. Harapan bobotoh melihat Persib beraksi di kompetisi ISL dengan fair pun dirasa sangat tipis, mungkin 99.99 persen mustahil jika tidak ada pergerakan ISTIMEWA dan NYATA dari PSSI.

Apakah LPI kemudian menjadi solusi meski diiringi resiko dicabut keanggotaan dari PSSI? Hm, pilihan yang cukup berat memang. Apalagi sepertinya Nurdin Halid akan mudah memperpanjang masa jabatannya sebagai ketua umum (*&#^%#&^(JCYC*(YJ($Y), Maret nanti. Janji-janji yang dilontarkan Nurdin saat Kongres PSSI di Bali pun masih seperti angin, bersuara tapi tak ada.

Yang jelas Persib harus berhati-hati dan menghitung untung-rugi dari semua sisi, bukan hanya dari sisi kompetisi, tetapi termasuk sisi komersial yang sekarang sudah berhasil membebaskan tim dari ketergantungan APBD.

Kalau Persib jadi hijrah, Maung Bandung juga bisa mencatat sejarah di kompetisi baru itu sebagai tim LPI ANTI KETERGANTUNGAN SUBSIDI. Keren juga. :D tetapi tetap saja. Hati-hati dalam melangkah Persib ku.

PERSIB NOE AING...!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Risau NKRI - The Panas Dalam

Kisah Penyerangan Polisi Ke Fans Shop Viking Persib Club

Deva Travel Mengesalkan!